Mempertanyakan doktrin peradaban manusia…
Saya lihat ada 3 benang merah antara Taj Mahal, Borobudur, dan keajaiban dunia lainnya, kenapa jaman dahulu manusia bisa membuat karya-karya sebesar itu sementara teknologi yang ada masihlah belum secanggih sekarang.
1. VISI –> tanpa visi, siapa yang menyangka di antara peradaban kuno bisa tercipta ide bangunan semegah itu.
2. RASA CINTA –> Cinta Shah Jahan pada istrinya, dan kecintaan Raja Samaratungga pada Tuhan, telah menginspirasi kedua bangunan megah di masa lalu.
3. PERBUDAKAN –> tanpa konsep perbudakan atau konsep tuan – hamba pada saat itu, barangkali akan sangat sulit membentuk begitu besar pasukan manusia dan harta demi terbangunnya “perwujudan rasa cinta sang Raja”.
Indah di satu sisi, hingga dikenang sampai ribuan tahun setelahnya…
Kelam di sisi lain, mengingat pengorbanan begitu banyak hamba / budak yang bermandikan peluh demi mewujudkan mimpi dan cita kasih junjungannya agar nama junjungannya terus dikenang oleh seluruh umat manusia. Sementara itu tidak ada yang tahu, siapakah yang membuat pahatan menakjubkan di Taj Mahal… atau siapakah yang memahat relief Borobudur.
Banyak praktek peradaban masa lalu yang pada masa kini sudah merupakan semacam praktek yang kurang baik, semacam perbudakan, komunisme, sunat pada wanita, feodalisme, dan lain-lain…
Kenyataan tersebut sedikit menggelitik rasa ingin tahu saya:
Ketika peradaban manusia semakin berkembang, doktrin yang selama ribuan tahun dipegang oleh manusia bisa runtuh… kalau begitu adanya, barangkali perlu kita pertanyakan kembali doktrin-doktrin yang selama ini kita anggap sebagai kebenaran…
Nggak lucu juga kan kalau suatu saat nanti kita dikenang sebagai seorang yang melindungi keburukan peradaban manusia, karena kita teguh memegang nilai-nilai yang pada masa ini kita anggap kebenaran mutlak. Walah, memang susah jadi manusia ya… 🙂
Salam damai…